Mengenal Isteri Ir. Soekarno

Mengenal 9 Isteri Sang Proklamator Ir. Soekarno

7 Berita Menarik 7 Fakta Menarik 7 Hal Terbaik Dunia 7 Hal Terbaik Indonesia Artikel Menarik Artikel Unik https://7terbaik.com/ On The Spot Trans7

Mengenal Isteri Ir. Soekarno Di samping sebagai proklamator dan presiden kesatu Republik Indonesia, Ir. Soekarno pun dikenal memiliki tidak sedikit istri. Tercatat terdapat 9 wanita yang dinyatakan sebagai istri sah-nya. Penasaran siapa saja mereka ? Cekidot!

Mengenal Isteri Ir. Soekarno

1. Oetari (1921–1923)

Oetari Tjokroaminoto ialah istri kesatu Soekarno. Soekarno menikahi Oetari tahun 1921 di Surabaya. Ketika menikah umur Soekarno baru 20 tahun sedangkan Oetari masih 16 tahun. Oetari adalahputri guru Soekarno HOS Tjokroaminoto. Soekarno menikahi Oetari guna meringankan beban family Tjokro. Kala tersebut istri Tjokro baru saja meninggal. Soekarno tidak menyukai Oetari sebagaimana seorang suami menyukai istrinya. Begitu pula Oetari. Dunia pergerakan Soekarno dan dunia kanak-kanak Oetari terlampau berseberangan. Hubungan mereka juga lebih laksana kakak-adik. Mengenal Isteri Ir. Soekarno

Pernikahan Soekarno dan Oetari melulu seumur jagung. Soekarno memisahkan Oetari tak lama sesudah kuliah di Bandung.

2. Inggit Garnasih (1923–1943)

Soekarno kos di Bandung tahun 1921. Sejak mula pertemuan di lokasi tinggal Inggit Garnasih, dia telah mengagumi sosok Inggit yang matang dan cantik.

Soekarno berusia 20 tahun dan Inggit berusia 33 tahun kala itu. Pernikahan Inggit dengan Sanusi, suaminya, juga tidak bahagia. Pada sosok Inggit Soekarno mengejar pelabuhan cintanya. Inggit begitu telaten melayani dan memperhatikan Soekarno.

Soekarno merebut Inggit dari suaminya dan menikah tahun 1923. Inggit menemani Soekarno dalam suka dan duka selama nyaris 20 tahun.

Pernikahan Soekarno dan Inggit tidak dikaruniai anak. Tahun 1943, Soekarno memisahkan Inggit yang enggan dimadu.

3. Fatmawati (1943–1956)

Dalam pengasingan di Bengkulu, Soekarno bertemu Fatmawati. Gadis muda ini ialah putri figur Muhammadiyah di Bengkulu. Usia Soekarno terpaut 22 tahun lebih tua dari Fatmawati.

Hubungan dengan Fatmawati menciptakan pernikahan Soekarno dengan Inggit Garnasih berakhir. Inggit menampik dipoligami dan memilih kembali ke Bandung.

Tanggal 1 Juni 1943, Soekarno dan Fatmawati menikah. Soekarno berusia 42 tahun dan Fatma 20 tahun. Setelah Indonesia merdeka, Fatma menjadi ibu negara kesatu. Dia pun yang menjahit bendera pusaka merah putih.

Dari Fatmawati, Soekarno menemukan lima orang anak. Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

4. Hartini (1952–1970)

Hartini ialah wanita setia yang sempat memenuhi hidup Soekarno. Saat dipinang oleh sang proklamator pada 1953, Hartini berumur 29 tahun dan berstatus janda lima anak.

Pernikahan keduanya dimulai oleh pertemuan di Candi Prambanan, Jawa Tengah, ketika sang kepala negara mengadakan trafik kerja. Sumber beda menuliskan, pertemuan di candi itu ialah kelanjutan cinta pandangan kesatu dua-duanya di lokasi tinggal dinas Wali Kota Salatiga, satu tahun sebelumnya.

Dari Soekarno, Hartini mencetuskan dua anak. Yakni Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra. Hartini tetap menjadi istri ketika masa kekuasaannya Soekarno sudah menginjak usia senja.

Hartini pun tetap menjaga status pernikahan sampai ajal menjemput Soekarno. Di pangkuan Hartinilah, Putra Sang Fajar menghembuskan napas terakhirnya di RS Gatot Subroto pada 21 Juni 1970.

9 Isteri Isteri Soekarno

5. Kartini Manoppo (1959–1968)

Sosok perempuan ini adalahsalah satu istri yang paling disukai oleh Soekarno. Menikah dengan Kartini Manoppo pada 1959, Bung Karno dikarunia anak Totok Suryawan Sukarno pada 1967.

Awal awal Bung Karno jatuh hati pada perempuan yang pernah jadi pramugari Garuda Indonesia tersebut saat menyaksikan lukisan karya Basuki Abdullah. Sejak ketika itu, Kartini tak pernah absen tiap kali Bung Karno pergi ke luar negeri.

Kartini adalahwanita asal Bolaang Mongondow, Sulawesi. Dia tercetus dari family terhormat, sampai-sampai Kartini memblokir rapat-rapat pernikahannya dengan Bung Karno. Sejarah mencatat, Kartini adalahistri kedelapan Sang Putera Fajar

6. Ratna Sari Dewi (1962–1970)

Ratna Sari Dewi ialah wanita kelima yang dinikahi Soekarno. Lahir dengan nama Naoko Nemoto di Tokyo, 6 Februari 1940, Dewi dinikahi sang proklamator ketika usia 19 tahun. Dari Soekarno, yang ketika tersebut berumur 57 tahun, Dewi memiliki satu anak yakni Kartika Sari Dewi Soekarno.

Kisah pertemuan Soekarno dan Dewi lumayan menarik. Gadis Jepang tersebut berkenalan dengan Soekarno lewat seseorang saat Bung Karno sedang di Hotel Imperial, Tokyo. Sebelum menjadi istri Soekarno, Dewi ialah seorang pelajar sekaligus entertainer. Gosip beredar bahwa dia ialah seorang geisha. Namun rumor tersebut berkali-kali dibantahnya.

Dalam ‘A Life in the Day of Madame Dewi’ diceritakan, sesudah bercerai dengan Soekarno, Dewi lantas pindah ke sekian banyak negara di Eropa tergolong Swiss, Perancis, dan Amerika Serikat. Pada 2008, ia menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang.

Dewi pernah menciptakan kontroversi pada 1998, ketika dia berpose guna sebuah kitab foto berjudul ‘Madame Syuga’. Di kitab itu, diperlihatkan Dewi dengan pose-pose separuh bugil dan menampakkan laksana tato.

Baca Artikel : 9 Isteri Isteri Soekarno

7. Haryati (1963–1966)

Sebelum dinikahi Soekarno pada 1963, Haryati ialah mantan penari istana sekaligus Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian. Karena pekerjaannya itulah, Haryati dekat dengan sang proklamator.

Melihat kemolekan Haryati, Soekarno bak arjuna yang tak henti mengirim rayuan untuk wanita berusia 23 tahun itu. Bahkan, kedudukan Haryati sebagai kekasih orang lain, tak menciptakan Soekarno mundur guna meluapkan rasa cintanya.

Hati Haryati juga akhirnya jebol dan tak kuasa menampik pinangan sang kepala negara. Soekarno dan Haryati kesudahannya menikah pada 21 Mei 1963. Namun selang tiga tahun, Haryati dipisahkan tanpa anak. Soekarno berdalih sudah tidak cocok. Saat itu, Soekarno pun sedang dekat dengan Ratna Sari Dewi.

8. Yurike Sanger (1964–1968)

Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Kala tersebut Yurike masih yang masih berstatus pelajar menjadi di antara anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.

Pertemuan tersebut rupanya langsung unik perhatian Sang Putera Fajar. Perhatian ekstra diserahkan sang presiden untuk gadis bau kencur itu, mulai dari disuruh bicara, duduk bersebelahan sampai diantar kembali ke rumah.

Rupanya, benih-benih cinta telah mulai salah satu keduanya. Singkat waktu, Bung Karno mengaku perasaannya dan menyampaikan hendak menikah dengan sang pujaan hati. Seutai kalung pun diserahkan ke Yurika.

Akhirnya, Bung Karno mendatangi orangtua Yurike. Pada 6 Agustus 1964, dua anak insan yang tengah dimabuk cinta tersebut menikah secara islam di lokasi tinggal Yurike. Berjalannya waktu, ternyata pernikahan ketujuh Sang Proklamator berlangsung singkat.

Kondisi Bung Karno pada 1967 yang secara de facto di makzulkan sebagai presiden, dominan pada kehidupan pribadi. Didasari rasa cinta yang luar biasa, Bung Karno yang menjadi tahanan lokasi tinggal di Wisma Yoso menyarankan supaya Yurike meminta cerai. Akhirnya perceraian tersebut terjadi, meski dua-duanya masih saling cinta.

9. Heldy Djafar (1966–1969)

Heldy Djafar adalahistri terakhir Soekarno, istri kesembilan. Keduanya menikah pada 1966, kala tersebut Bung Karno berusia 65 tahun sementara Heldy gadis asal Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur itu, masih berusia 18 tahun.

Pernikahan keduanya melulu bertahan dua tahun. Kala tersebut situasi politik telah semakin tidak menentu. Komunikasi tak berjalan fasih setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto. Heldy sempat mengucap hendak berpisah, namun Soekarno bertahan. Soekarno melulu ingin diceraikan oleh maut.

Akhirnya, pada 19 Juni 1968 Heldy 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor. Kala tersebut Heldy yang sedang hamil tua mendapat kabar Soekarno wafat.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *